Tuesday, August 9, 2011

pilih "Homeschooling" harus jelas motifnya

Homeschooling dikenal sebagai kegiatan belajar yang dilakukan di rumah. Ada yang menilai homeschooling adalah pendidikan alternatif untuk kalangan ekonomi menengah ke atas. Sebenarnya, apa itu homeschooling? Dan darimana istilah itu muncul?

Pengamat pendidikan Lody Paat mengatakan, homeschooling awalnya digunakan oleh para bangsawan di Eropa. Namun, homeschooling semakin populer di Amerika Serikat yang pada awalnya digunakan sebagai media untuk menyampaikan pendidikan religi kepada anak-anak. Belakangan, homeschooling semakin populer karena dijadikan alternatif ketika di Amerika sering terjadi aksi penembakan di sekolah formal.
Nah, di Indonesia, homeschooling mulai benar-benar dimanfaatkan sebagai pendidikan alternatif saat Indonesia masih dijajah oleh Belanda. Kala itu, ada beberapa tokoh yang menerapkan homeschooling kepada anak-anaknya. Homeschooling digunakan sebagai bentuk perlawanan dan upaya mereka mendapatkan hak pendidikannya. Salah satu tokoh yang menerapkan homeschooling kepada anak-anaknya, menurut Lody, adalah Haji Agus Salim.
“Sejarah homeschooling di Amerika dan di Indonesia harus dibedakan. Di Amerika, homeschooling digunakan oleh orangtua dengan latar belakang Kristen fundamental. Sedangkan di Indonesia, makna homeschooling lebih kepada untuk melakukan perlawanan kepada pendidkan Belanda,” kata Lody, kepada Kompas.com, akhir pekan lalu.

Menurut Lody, saat ini homeschooling di Indonesia tidak mempunyai motif yang jelas. Belum lagi banyak penyelenggara homeschooling yang menyajikannya dengan biaya mahal, sehingga hanya mampu dijangkau oleh mereka yang berasal dari golongan ekonomi menengah ke atas.
Dahulu, jelasnya, homeschooling benar-benar dilakukan oleh keluarga, seperti yang dilakukan oleh keluarga Haji Agus Salim. Sebagai pendidikan alternatif, kata Lody, maka motif homeschooling saat ini harus dianalisa kembali. Lody menilai, mayoritas homeschooling di Indonesia tidak lagi dilakukan oleh keluarganya. Para orangtua cenderung berkelompok dan membuat homeschooling dengan memanggil tenaga pengajar.
Hal ini, meurut Lody, menunjukkan "kegenitan" kelompok ekonomi menengah ke atas. "Mereka memilih homeschooling hanya karena mengikuti kemauan anaknya yang tidak ingin bersekolah di sekolah formal," kata dia.
Berbeda dengan di luar negeri yang menggunakan homeschooling atas alasan agama dan untuk menjamin keamanan anak-anak.
“Harus dianalisa secara jelas tentang filosofis untuk apa mereka membuat homeschooling. Motifnya harus jelas, karena saat ini sudah tidak ada lagi perlawann terhadap ketidakadilan pendidikan Belanda. Saya rasa sudah saatnya homeschooling diorganisir dengan baik dan sebaiknya homeschooling memang dilakukan oleh orangtua,” ujarnya.


sumber: http://edukasi.kompas.com/read/2011/08/09/12065574/Pilih.Homeschooling.Harus.Jelas.Motifnya.

No comments:

Post a Comment