Sunday, October 7, 2012

Antara sekolah di rumah VS sekolah di sekolah

Anak sekarang lagi musim banget bilang "galau" , walaupun ga ngerti arti yang sesungguhnya, tapi setidaknya saya bisa menangkap makna dan penerapannya..

mungkin saya sedang galau saat ini, ya, Fathi memang selalu memberi warna dalam kehidupan kami, saat ini saya dan suami sedang dilanda kebingungan mengenai pendidikan untuk Fathi.., kami harus memilih, apakah kami akan menerapkan Home Education (HE) untuk Fathi, ataukah kami harus melepasnya sekolah di lembaga sekolah pada umumnya, ataupun di pondok pesantren..

mungkin ada beberapa orang tua yang mengalami hal serupa dengan kami, bagi orang tua yang memiliki anak seusia fathi (4 thn lebih), apalagi anak pertama, mungkin akan dilanda kegalauan yang sama, saya kira wajar, saya pribadi ingin memberikan pendidikan yang berkualitas untuk fathi, sementara sekolah yang bagus biayanya tidak terjangkau, sekolah di sekolah biasa/umum, mutu pendidikan dan pendidiknya kurang memuaskan (untuk saya pribadi), belum lagi lingkungannya yang menurut saya jaman sekarang lebih mengerikan dibanding jaman saya sekolah dulu, bullying, kata2 jorok, waah,pokonya mengerikan,, 

Lebay? mungkin iya, tapi kalo mendengar cerita dari seorang teman, saya kira ga akan ada yang bilang saya lebay,,   seorang teman (sama2 ibu2 yang anaknya seusia Fathi, *hai Viraa..*) bercerita, bahwa anaknya,Nabil namanya, pernah dimasukin pasir ke dalam mulutnya oleh teman2 nya yang lebih tua (saat itu dia masih 3 thn,dan temannya sudah sekolah di SD), dilain waktu, Nabil dimasukan TK yang berdekatan dengan SD didalam satu area, pulang sekolah dia sering mengeluh kesakitan di bagian perut, selama kurleb 1 minggu dia mengeluhkan perutnya, ditanya mules? jawabnya bukan, akhirnya dia mau buka mulut, bahwa suatu hari "teman"nya yang lebih tua dan bersekolah di SD dekat TK nya, menduduki perutnya, kontan sang ibu langsung membawa nya ke RS untuk rontgen, Alhamdulillah tidak ada yang harus dikhawatirkan, mungkin hanya sedikit memar dan diberi obat dan berangsur2 pulih.. hmmm,, itu baru cerita dari 1 umahat, belum lagi cerita yang lain, yang anaknya jadi tambah "bandel" setelah disekolahkan di TK, cerita lain anak seorang ibu2 sering jadi korban keisengan temannya, dia sering dipukul, dicakar,dll.. sebetulnya masih banyak kisah2 tragis yang dialami anak2 di sekolah, tapi saya kira ini saja sudah cukup membuat hati ini miris..
pilihan lain adalah sekolah di pondok pesantren yang memadai,tapi di kota tempat saya tinggal, ponpes yang "bagus" itu jaraknya jauh dari rumah (dalam arti pesantren yang memadai dalam kapasitas ilmu keagamaan yang dimiliki para pendidiknya, apakah ber manhaj ahlussunnah, memiliki aqidah yang lurus, dlsb), maka dengan pertimbangan2 itu, saya lebih memilih untuk menerapkan HE untuk fathi.
Namun HE pun bukannya tidak ada kendala, dengan kondisi fathi yang sampai saat ini belum lancar bicaranya, ditambah kehadiran anggota keluarga baru (adiknya fathi), membuat saya kadang2 patah semangat, disaat hampir setiap anggota keluarga besar bertanya "fathi ga sekolah?", disaat itu pula timbul keputus asa-an saya untuk meng-HE-kan fathi,,

Beberapa orang bilang "kalo anak belum lancar ngomong, harus sering diajak main keluar, atau disekolahin biar banyak temen, jadi dia tertarik liat temen2nya ngomong", sebagiannya lagi bilang "lebih baik terapi dulu, karna kalo dipaksakan sekolah, takutnya dia jadi temper tantrum, karna teman2nya ga ngerti apa yang dia mau, akhirnya dia jadi suka bertindak kasar, atau malah dijauhin sama temen2nya".......  fiuhh, dua pendapat yang bersebrangan, yang sangat membuat saya tambah bingung, memang benar firman Allah “Seandainya kalian mengikuti kebanyakan orang di muka bumi, sungguh mereka akan menyesatkan kalian dari jalan Allah (Qs:al An’aam:116) tapi ini bukan menyesatkan dari jalan Allah, cuma membingungkan..

Ketika suatu saat saya membaca forum diskusi mengenai homeschooling di salah satu group di facebook, seorang ummahat (ibu2) bercerita bahwa anaknya usia 4 thn baru bisa ngomong dan 4,5 thn baru lancar ngomong, lalu dia dengan gigih mengajarinya baca alquran, dan akhirnya membuahkan hasil, sekarang uisa anaknya 5 thn sudah hafal 2 juz al-qur'an, dia mengajarinya dari pagi sampe malem di dalam rumahnya, bukan disekolah! maasyaAllah, semangat pun kembali terpompa, kepingin banget fathi bisa kaya gitu, sampe saya kirim email sama ummahat tadi, lalu saya minta tips2 nya, setelah itu saya coba terapkan, ternyata tidak semudah membalikan telapak tangan, fathi ga cocok diajarkan dengan cara dari ummahat itu, hmmm semangat pun kembali kendoorrrrr..

sampai saat ini Fathi sudah hafal huruf hijaiyah, hafal huruf latin, bisa menghitung sampai 20, sedang membaca iqra 1, sedang membaca buku AISM (Anak Islam Suka Membaca) jilid 1, alhamdulillah banyak kemajuan, walopun pengucapan/makhorijul huruf nya masih ada yang terdengar sama, seperti "G", akan terdengar seperti huruf "D", huruf "K" akan terdengar bunyi "TA" dst..

Sungguh bukan sesuatu yang mudah untuk menentukan apa yang terbaik untuk Fathi, namun kami akan terus berusaha memberikan yang terbaik untuknya.. sekarang, kami masih memilih untuk "belajar" bersama di rumah, mudah2an Allah memberikan hidayah untuk kami agar bisa memilih dengan yakin dan tegas, pendidikan yang cocok untuk Fathi..


رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً

”Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan Jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS Al Furqan : 74)

2 comments:

  1. subhanallah.. sudah lama ngga blogwalking,ternyata mas fathu sudah punya adek thoo..
    barokallohufyki ya umm, ditunggu kisah2 adek fathi selanjutnya hehehe..

    waah, mas fathi senang yaa punya adek.. doain dek Khansa juga segera punya ya, biar ada temen main dan belajar tiap hari :D

    ReplyDelete
  2. wafiiki baarakallah amah indri,, aamiin,insyaAllah didoakan supaya khansa cpt dpt adik, skr usia nya brp khansa? kalo jaraknya ga terlalu jauh lebih enak, ga kaya fathi, jaraknya lumayan jauh, 4.5 thn, jd main nya udh kurang nyambung, tapi bagusnya fathi udh bisa disuruh jagain (kalo umminya lagi kebelet, bukan "jagain" yg ngasuh gitu)..

    jadi yusuf abdurrohman itu hanya kunyah? atw anak pertama? khonsa anak ke brp? (telat nanya)

    ReplyDelete